Hari Ini Indonesia Berumur 66 tahun Indonesia merdeka sejak Proklamasi untuk pertama kalinya di kumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 atau tepatnya 66 tahun silam oleh para proklamator bangsa ini.terlepas dari semua kasus yang tengah membelenggu negara ini seperti baca Bangsa yang aneh | Oh..Nazarudin dan Para Bangsat !!! dan Kini setelah 66 tahun indonesia merdeka apakah kemerdekaan tersebut membawa perubahan bagi bangsa ini ?
mungkin jawabannya akan berbeda satu dengan yang lainnya, di satu pihak mungkin sudah merasakan buah dari kemerdekaan tersebut, tapi disisi lain masih ada yang belum merasakan apa arti kemerdekaan sesungguhnya. mengapa demikian ? mengapa ada persepsi seperti itu ?
Menurut saya...ini menurut saya loh,.. Mereka yang merasa sudah merasakan buah dari kemerdekaan kebanyakan dari kalangan menengah keatas, terutama para Umara'/pemimpin, para penguasa, politikus, pengusaha, dan mereka yang memiliki kekuasaan yang lebih atas mereka yang lain..dan bagi mereka merasa negara ini belum sepenuhnya merdeka kebanyakan berasal dari kalangan menengah kebawah, para buruh, pegawai kecil, petani, nelayan, para pengangguran, ge-peng, kaum marginal dan rakyat jelata seperti kita. dan ironisnya mereka yang merasa bangsa ini belum sepenuhnya merdeka merupakan kaum mayoritas di negri ini, yang angkanya mungkin bisa mencapai 70 %.
Pendapat mereka bukannya tidak beralasan, hal ini di dasarkan apa yang mereka rasakan selama ini, mungkin bangsa ini telah merdeka dan terbebas dari penjajahan secara fisik, tapi belum terbebas dari penjajahan dalam bentuk lain, misalnya penjajahan dalam bentuk Ekonomi dimana kaum kapitalis sangat dominan, belum lagi intervensi asing di dalam sistem perekonomian kita, dan yang lebih parah lagi kekayaan bangsa ini yang menurut undang-undang dasar di peruntukan untuk kemakmuran seluruh rakyat indonesia malah di komersialisasi dengan memberikannya kepada pihak asing untuk mengolahnya dengan alasan bangsa ini belum memiliki kemampuan untuk mengolahnya. Bukannya tidak mampu tapi tidak mau, bangsa ini sudah terbiasa dengan budaya "terima beres".banyak para peneliti, profesor, orang-orang yang expert justru memilih berkarir dinegara lain, bahkan memilih untuk berpindah kewarga negaraan, hal ini di sebabkan karena fasilitas dan perhatian yang minim dari penguasa bangsa ini, coba jika mereka di berdayakan, kita tak perlu lagi bergantung kepada bangsa lain untuk mengelola sumber daya alam yang kita miliki. Inilah yang di lakukan oleh penguasa bangsa ini yang memang menganut ekonomi neo liberalisme. Hal ini menjadikan bangsa ini sebagai konsumen bukannya produsen, padahal bangsa ini cukup kaya untuk menjadi produsen. Rakyat di paksa untuk membayar mahal demi mendapatkan BBM di karenakan subsidi yang dipangkas walaupun sampai saat ini masih di subsidi, ini di karenakan perekonomian kita di kendalikan oleh mekanisme pasar, jika harga minyak naik maka akan berimbas pada cadangan minyak kita, karena kita masih harus mengekspor minyak. Coba jika minyak yang kita miliki di olah oleh kita sendiri dan di pergunakan sepenuhnya untuk kepentingan dan kemakmuran bangsa ini seperti cita-cita luhur para pendiri bangsa ini yang menekankan pada Ekonomi kerakyatan mungkin ga perlu lagi kita berdebat tentang pembatasan subsidi di karenakan harga minyak yang terus naik dan imbasnya harga BBM harus di naikan atau subsidi yg di batasi.
Sementara APBN hanya berpihak kepada para penyelenggara negara, termasuk para pegawai negeri, bagaimana tidak, lebih dari 60% APBN kita di habiskan untuk para penyelenggara negara, para birokrat, politisi dan semua yang di gaji oleh negara, baik itu untuk gaji, tunjangan jabatan, perjalanan dinas, tunjangan dari A sampai Z, bahkan sekarang Remunerasi yang membuat para jongos negara ini bertambah gendut dan konsumtif. di bandingkan untuk pembangunan infrastruktur dan untuk kesejahteraan rakyat, hal ini lebih mengindikasikan negara kita lebih seperti negara Feodal , dimana anggaran untuk penguasa lebih besar dari anggaran untuk rakyat. Dan baru-baru ini di DPR mengagendakan untuk menaikan gaji para pegawai negeri ( ironis sekali !!! ). hal ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial, di mana para buruh terus di tekan dengan UMR yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup dan para pegawai negara berfoya-foya dengan uang hasil keringat para buruh yang membanting tulang untuk membayar pajak demi menggaji para abdi negara.
Mereka para jongos negara yang kita gaji dari hasil keringat kita lewat pajak yang kita bayarkan bukannya mengabdi kepada masyarakat yang sudah mengajinya malah memeras, merampok orang-orang yang sudah menggajinya. seharusnya mereka sadar, yang mengaji mereka rakyat, sudah sepatutnya mereka mengabdi kepada rakyat bukan malah mempersulit masyarakat dengan aturan birokrasi ala dajjal keparat. Coba anda pergi kesebuah instansi atau departemen, coba hitung berapa banyak pegawai negeri yang sedang bekerja dengan seriusdan berapa yang sedang duduk santai membaca koran, merokok, ngegosip bahkan ada yang kelihatannya serius di depan komputer begitu di dekati dan kita lihat layar monitornya dia sedang asik Facebookan bahkan mengakses situs porno. Sudah selayaknya mereka bertaubat dan sadar diri untuk apa mereka dibayar, sehingga APBN yang digunakan untuk membayar mereka tidak terbuang sia-sia.
Sudah sepatutnya pada usia yang ke 66 tahun ini bangsa ini berbenah untuk lebih memikirkan rakyatnya yang belum terjamah oleh nikmat buah dari kemerdekaan dan membebaskan diri penjajahan ekonomi yang terus membelenggu negara ini sehingga negara ini tidak bisa berkembang.
Sudah saatnya kita kembali kepada cita-cita luhur para pendiri bangsa ini untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, sehingga kita semua dapat merasakan buah dari kemerdekan yang sesungguhnya.
Jayalah Indonesiaku...
Selamat ulang tahun negeriku..
Mungkin ini hanya persepsi saya sebagai rakyat jelata yang saya tuangkan dalam unek-unek kali ini. mungkin anda memiliki persepsi yang berbeda dengan saya..itu sah-sah saja..toh kota di beri kebebasan untuk membangun persepsi dan menyatak pendapat kita masing-masing selama kita bisa mempertanggung jawabkannya.
{ 0 komentar.. read them below or add one }
Posting Komentar