ilustrasi |
Tidak punya pekerjaan memang memiliki plus minus tersendiri. Tapi jika seseorang menganggur lebih dari 6 bulan maka ia berisiko mengalami gangguan mental atau psikologis.
Peneliti dari Washington and Lee University menemukan menganggur selama lebih dari 25 minggu (6 bulan) dalam 1 tahun terakhir, maka akan mengalami 3 kali lebih mungkin menderita masalah kesehatan mental.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah kondisi ini lebih besar terjadi pada orang yang memiliki pendidikan tinggi dibandingkan dengan orang yang pendidikannya kurang.
Pada studi ini peneliti melibatkan orang yang belum pernah didiagnosis memiliki masalah kesehatan emosional dalam kehidupannya. Lalu peneliti membandingkan kesehatan psikologis dari pekerja fulltime dengan pengangguran jangka pendek (kurang dari 25 minggu) serta orang yang sudah menganggur jangka panjang.
"Kami menemukan pengangguran jangka panjang 3 kali lebih mungkin berperang dengan tekanan psikologis dibanding orang yang bekerja," ujar Arthur Goldsmith, seperti dikutip dari HealthDay, Kamis (20/10/2011).
Goldsmith mengungkapkan ketika seseorang terkena pengangguran jangka panjang maka ia merasa kehilangan kendali atas kemampuannya untuk mencari nafkah dan mengurus keluarga sehingga ia khawatir dengan masa depannya. Kekhawatiran ini akan memicu gangguan psikologis seperti stres, depresi dan menurunnya kepercayaan dan harga diri.
"Orang dengan pendidikan tinggi cenderung percaya bahwa mereka memiliki kendali atas peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, sehingga jika ia menganggur ia akan menyalahkan dirinya sendiri dan itu benar-benar bisa merusak kesejahteraan emosionalnya," ujar Goldsmith.
Arthur Goldsmith yang merupakan seorang profesor ekonomi dan koleganya akan menyampaikan hasil studi ini dalam kongres yang disponsori American Psychological Association.
{ 0 komentar.. read them below or add one }
Posting Komentar