Kisah Inspiratif Kejujuran Yang Mulia

Diposting olehviky on Rabu, 27 Juli 2011

Kisah Inspiratif | kejujuran yang mulia Lebih baik kalah dalam kejujuran dari pada menang dalam kebohongan, mungkin pesan itu yang ingin disampaikan dalam kisah kali ini, karena akhir-akhir ini kejujuran sudah menjadi hal yang langka di dalam kehidupan ini, hal ini tercermin dari berbagai kasus yang sempat menjadi pemberitaan di media massa.Setelah pada posting sebelumnya saya telah mengisahkan tentang arti sebuah kepemimpinan kisah kali ini masih seputar tentang pemimpin yang bisa kita jadikan contoh karena keteladanannya dalam memimpin.

Pada suatu ketika china masih terpecah pecah menjadi beberapa kerajaan , perang adalah sesuatu yang tak bisa dihindari , kerajaan besar akan saling berperang untuk menunjukan kekuasaanya , sementara nasib kerajaan kecil adalah menjadi rebutan kerajaan yang lebih besar dan nasibnya selalu menjadi negara jajahan.

tapi kerajaan Hu ternyata tidak pernah dijajah oleh kerajaan besar manapaun , padahal kerajaan hu hanyalah sebuah kerajaan kecil yg kekuatan tentaranya minim , dan faktanya kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang makmur dan dipimpin oleh seorang raja yg terkenal sangat jujur.
kenapa kerajaan hu aman aman saja…? kerana kerajaan hu letak geografisnyalah yang melindunginya , kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan tinggi , dan dibatasi oleh sebuah sungai lebar yg beraliran cukup deras. satu satunya jalan masuk ke kerajaan itu adalah melalui sebuah jembatan yg melintas di atas sungai besar.
hal ini tentu saja menyulitkan kerajaan besar manapun yg hendak menyerang kerajaan hu , kerajaan besar dengan bala tentara ribuan tentu akan kerepotan jika harus melintasi sungai lebar tersebut apalagi jika melewati jembatan , sebesar apapun tentaranya pasti akan terpecah dan tercerai berai pada saat menyeberang sungai dan akan menjadi sasaran empuk tentara hu.
Namun ternyata ada saja raja yg nekad mengerahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan hu , raja zhou mengerahkan tentaranya besar besaran dengan tujuan untuk menjajah kerajaan hu.
dan memang sesuai dugaan, sebesar apapun tentara yg dikerahkan , saat menyeberang sungai mereka menjadi tercerai berai karena harus berusaha agar tidak hanyut.
panglima perang kerajaan hu yg mengetahui negaranya akan diserang segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang pergerakan pasukan zhou.
tapi sang panglima terkejut ketika rajanya memberi perintah, :
“siapkan pasukan , tapi tunggu sampai musuh menyeberang sungai baru kita menyerang…”
“tapi tuanku ……pasukan kita tak akan sanggup menghadapi pasukan zhou , mereka lebih banyak dan berpengalaman , satu satunya kesempatan kita adalah menyerang mereka saat sedang menyeberang sungai……saat itu kekuatan mereka melemah tuanku….” bantah sang panglima.
“Diam kau panglima..aku tahu jika kita menyerang mereka ketika mereka mnyeberang sungai kita kan menang, tetapi itu merupakan perbuatan yang tidak kesatria dan perbuatan yang licik..aku tidak mau menang dengan cara yang licik, lebih baik kita menunggu sampai mereka menyeberang.."
“tapi baginda…kita tak mungkin menang kalo begitu….”
"wahai panglima..lebih baik aku  kalah dan mati secara kesatria dari pada aku harus menang tapi dengan cara-cara yang licik.."
Dan memang pada akhirnya kerajaan hu kalah dan menjadi jajahan raja Zhou , smentara raja hu dihukum mati dengan dipenggal kepalanya tapi tetap mempertahankan prinsip kejujuran yang dia yakini.


{ 0 komentar.. read them below or add one }

Posting Komentar

 

Blog Archive