Jangan Ambil Tanganku Ayah

Diposting olehviky on Jumat, 29 Juli 2011

Kisah inspiratif | jangan ambil tanganku ayah
Disebuah kota kecil tinggalah sebuah keluarga dengan satu anak, karena keduanya bekerja maka mereka mempercayakan anaknya untuk diasuh oleh pembantu rumah tangga.
Pada suatu hari putri pasangan ini tengah bermain sendiri di halaman rumahnya, karena sang pembantu terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan anak tersebut dibiarkan bermain sendirian. Dan disinilah kejadian itu berawal.

Sewaktu dia sedang bermain dia melihat sebatang paku yang berkarat, diambilnya paku tersebut dan di goreskan pada lantai tempat dia bermain, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer coretannya pun tidak terlihat, lalu dia beranjak ke dalam garasi tempat dimana mobil kesayangan ayahnya di parker, tanpa fikir panjang dia pun lalu mencoret-coret mobil ayahnya tersebut dengan paku berkarat yang di pegangnya. Karena mobil tersebut berwarna gelap maka terluhat dengan jelas coretan-coretan itu. Dia pun terlihat sangat menikmatinya.

Tak lama berselang Ayah bundanya pulang dari bekerja dan di dapatinya sang anak tengah mencoret-coret mobil kesayangan yang di belinya dengan cara mencicil, tak ayal sang ayah pun langsung kalap dan memarahi si anak, saking kalapnya dia mengambil sebatang ranting dan memukul telapak tangan si anak,..si anak pun berteriak kesakitan dan terus meminta ampun, tapi karena sang ayah sudah kalap dia terus memukul, tidak puas dengan hanya memukul telapak tangan dia juga memukul belakang tangan ayahnya.
Si ibu yang melihat hal tersebut hanya diam seolah merestui apa yang telah di perbuat oleh suaminya.

Si pembantu terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah di ikuti si ibu, pembantu rumah
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak terluka dan berdarah.

Pembantu rumah kemudian memandikan anak  itu. Sambil menyiram air dia pun ikut menangis. Anak  itu juga menjerit-jerit menahan kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam... Nya " jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan anaknya sangat panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 05.00 " kata majikannya itu Pada sore harinya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Doktor menganjurkan untuk di rujuk ke Rumah sakit karena keadaannya yang sangat serius. Setelah seminggu di rawat , dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong kerana infeksi yang terjadi sudah terlalu parah. "Lukanya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu diamputasi dari siku ke bawah" kata dokter. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak dengan berat hati menandadatangani surat persetujuan operasi. 


Setelah keluar dari ruang operasi, dan setelah obat biusnya hilang si anak pun menangis kesakitan, dia terkejut setelah meluhat kedua tangannya di balut kassa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantunya. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "ayah.. bunda... aku tidak akan melakukannya lagi. aku tak mau ayah pukul…aku tak akan nakal lagi…aku sayang ayah..aku sayang bunda." katanya berulang kali membuat si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "aku juga sayang Kak Narti.", sambil memandang wajah pembantunya, dan membuatkan gadis dari Surabaya itu menangis histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan ku. Untuk apa mengambil tangan ku... aku janji tak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya aku makan nanti? bagaimana jika aku mau bermain nanti ? aku janji tidak akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. menangis dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya. 


Quote :
"jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah untuk menyukai apa yang kita dapat.."
“harta bukanlah segalanya..”


{ 0 komentar.. read them below or add one }

Posting Komentar

 

Blog Archive