hasil x-ray |
Benda asing yang masuk ke tubuh biasanya selalu menimbulkan rasa sakit, namun hal tersebut tidak terjadi pada seorang pria asal Rusia. Sebuah peluru telah bersarang di otaknya selama 82 tahun. Anehnya, peluru itu tidak menimbulkan efek buruk dan rasa sakit.
Sebuah peluru telah menetap di kepala seorang pria Rusia yang tidak sengaja tertembak ke kepala saat ia berusia 3 tahun. Peluru tersebut tetap bersarang selama lebih dari 80 tahun, bahkan lebih lama dari giginya, tanpa menimbulkan efek buruk apapun.
Pria yang tidak disebutkan namanya tersebut bahkan pernah mendapatkan award winning engineer dan memenangkan Soviet State Prize atas prestasi yang dilakukannya. Pria tersebut diketahui telah menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mengawasi pembangunan rudal balistik.
Saat berusia 3 tahun, ia pernah ditembak dengan pistol oleh saudaranya. Peluru itu masuk ke bawah hidungnya dan tidak pernah dikeluarkan, yang akhirnya menetap di bagian foramen magnum, yaitu bukaan (semacam lubang) di dasar tengkorak yang dilewati tulang belakang.
Pria itu sempat pingsan selama berjam-jam, namun setelah itu kondisi kembali pulih secara total.
Pada waktu itu dokter tidak mengeluarkan peluru karena takut menyebabkan kerusakan yang lebih banyak, menurut sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, seperti dilansir Dailymail, Jumat (30/12/2011).
"Tubuh memiliki kemampuan luar biasa untuk 'membiasakan diri'. Juga, anak-anak memiliki kemampuan besar tubuh untuk mengatasi kesulitan dan membangun kembali ketika terluka," jelas Dr Richard O'Brien, juru bicara American College of Emergency Physicians.
82 tahun kemudian, pria menderita penyakit jantung koroner dan dokter di pusat kardiologi Rusia yang merawatnya melihat peluru itu masih ada saat dilakukan pemeriksaan scan sinar-X.
Dokter heran karena peluru tersebut tidak meninggalkan tanda-tanda kerusakan saraf selama 82 tahun bersarang di kepalanya. Yang ada hanya bekas luka di bawah hidunya.
"Peluru berkecepatan tinggi biasanya dapat menyebabkan kerusakan besar. Namun karena berkecepatan tinggi, peluru it menghasilkan banyak panas. Panas menyebabkan peluru steril, yang berarti tidak mungkin menyebabkan infeksi jika tetap berada di satu tempat selama bertahun-tahun," ujar Dr. David Ross, dokter gawat darurat di Penrose Hospital, Colorado Springs.
Dokter di pusat kardiologi Rusia memutuskan untuk tidak mengeluarkan peluru tersebut, karena menurut mereka tidak ada gunanya mengambil peluru itu.
{ 0 komentar.. read them below or add one }
Posting Komentar